Minggu, 20 November 2022

Watashi wa shiawasedesu

 

Assalamualaikum…selamat membaca untuk para haters and stalkers love u all kwkwkw.

“Mengapa ippo akhir-akhir ini sering menemani ?”

Kamu nanya

Kamu bertanya-tanya

Aku kasih tau ya…

 

Semua ini bermula pada liburan panjang yang sudah lama direncanakan. Meski tidak ingin berlama-lama dikampung halaman. Aku tau ia menungguku.

Singkat cerita perjalananku sepulang dari wisata kampung coklat melewati hutan yang gelap, aku tak membawa kacamata favoritku, hp kuletakkan di saku motor depan, mengaktifkan google maps, tiba-tiba motor tidak sengaja menghajar lubang jalanan, aku tetap saja melaju melewati hutan kiri dan kanan sambil mendengarkan adzan magrib yang telah berkumandang.

Jauh melaju menapaki jalan lurus ke depan, yang bersamaku tak menyadari apapun begitu pula denganku, kira-kira 3 km ke depan, sebuah Suzuki satria F150 mendekat ke samping motor yang ku kendarai, aku tak melihat plat motor apalagi warna motornya, sekelilingku menggelap, lampu motor redup cukup menerangi jalan. Pengendara sepeda motor itu berbicara padaku sambil menjulurkan tangannya yang memegang handphone. 1 menit berlalu aku belum paham apa yang ia katakan. Itu bahasa jawa namun dengan logat khas penduduk Surabaya.

Aku menatapnya sekilas lelaki yang menggunakan masker itu nampak tersenyum dari pancaran sinar matanya, kulitnya putih juga bersinar meski di kegelapan, ia menggunakan kacamata. Akhirnya aku mengerti ia menemukan hpku yang terjatuh.

Setelah sampai dirumah paman, Mama berkata padaku, “mengapa kau tidak memberikan no.hpmu?”

Aku hanya diam, mengapa aku harus memberikan nomor hpku, terlintas dibenakku, “mama tau aku punya kekasih, pasti dia akan marah jika aku memberi nomor pada sembarang orang”.

Mama melanjutkan gumamnya, hari gini masih ada laki-laki baik yang rela mengejarmu jauh hanya untuk mengantarkan hpmu yang murah, dia bisa dengan segera menjual hp itu. Trus kamu tidak mau memberi nomor hpmu ketika ia minta.

“Ma, dia baik bukan karena kebetulan, seandainya bukan sayapun saya pikir dia akan tetap menolong orang yang membutuhkan pertolongan, berarti pribadinya memang baik. Dari cara berpakaiannya pun saya rasa dia mampu untuk membeli hp sekelas punyaku”

“Justru karena dia baik makanya kamu harus berkenalan dengannya, MUNGKIN DIA JODOHMU”

“ha…???!!! Bisa sekali, ma saya sayang ippo, kami akan menikah” dan saya tidak pernah jatuh cinta pada pandangan pertama, itu mustahil, kalau kebetulan dia tampan itu berkah untuk melihat hal yang indah, mata diciptakan untuk itu bukan wkwkwwk”

“Terserahmulah, kan berteman saja tidak masalah, di tahun ini masih ada orang baik”

“kalau semua orang jahat, maka diri sendiri jadi orang baik kan”

Mama meremas tanganku, gemas melihat anaknya sok bijak.




 

            Back to reality kesibukanku menenggelamkanku hingga lupa peristiwa itu, itu hanya kebetulan dari banyaknya penduduk surabaya bisa saja terjadi pada segelintir orang bertemu dengan mahluk sebaik itu pikirku.

Aku bersyukur karena ippo tidak banyak menuntut, ia terlalu pengertian sehingga sebisa mungkin aku menemaninya di sabtu dan minggu, seperti lagu sandi “sabtu minggu aku untukmu” walaupun kadang kami hanya makan malam.

Suatu ketika di siang hari yang panas dibawah deretan langit-langit skim coat ekspose­, semua pekerja itu menyapaku seperti biasa mereka seperti teman, bahkan terkadang mereka mengajak selfie Bersama. Aku kadang-kadang merasa aneh jika diberikan perhatian yang lebih, sama seperti ippo yang terus menghujaniku. Dia ingin segera menikah, tapi proyek belum kelar…aku paham dia telah menunggu lama. Dia sabar, demi apapun tidak akan sebanding dengan pengendara Suzuki itu wkwkw celetukku.

Seseorang nampak tak asing berdiri dihadapanku…ia memperkenalkan diri rupanya PIC yang baru menggantikan penanggung jawab yang resign sebelumnya untuk bangunan Main Power House ini. Dan ketika dia mulai menanyakan mekanisme pengajuan izin pelaksanaan pekerjaan aku mulai memperhatikan wajahnya dengan seksama.

Aku terkejut, sesaat telapak tanganku menutup mulutku…dia lelaki berkacamata itu, pengendara itu. Sepertinya klise, tidak masuk akal, jarak, waktu, mengapa bisa, apa ini kebetulan. Aku tidak percaya dengan kebetulan menurutku di dunia ini hanya ada kebutuhan, tapi peristiwa sebulan yang lalu harusnya kebetulan, dia toh tidak memiliki kebutuhan padaku sampai ditempatkan di proyek ini.

Aku belum tau ending cerita ini, aku sadar ia memiliki perasaan entah karena kejadian itu, atau mungkin karena sikapku membuatnya penasaran, biasanya aku terpikat pada hidangan panas, pedas, atau asing, tapi sepertinya kali ini ingin mendapat manfaat dengan mencoba sesuatu yang sedikit avant garde. Buat yang terluka, get well, aku bahagia, kamu harus bahagia, dan dibahagiakan orang yang tepat. Orang bilang aku terlalu cepat move on sebenarnya bukan soal itu, hanya aku paham bahwa kentangnya mungkin tidak terasa sama, tetapi kehidupan membaik.