Assalamualaikum War. Wab.
Sebenarnya agak mager untuk menulis soal ini, karena memang setahun sudah vakum sejenak dari dunia penulisan.
Mengutib KBBI pengertian santet yaitu sihir. Tujuan dari santet adalah mematikan atau melumpuhkan. Perbuatan untuk meminta kepada roh sesat untuk membunuh atau mencelakakan orang lain.
Ternyata tindak pidana santet juga ada dalam rumusan pasal 252 KUHP Baru, apabila pemenuhan alat bukti dapat dilakukan sebagaimana diatur dalam pasal 184 KUHAP, pelaku dapat dikenai sanksi hukum.
Sebut saja alisa di tahun 2024 di zaman yang semodern ini tidak terlintas dipikirannya mengenai ada seseorang yang memiliki hati si paling jahat untuk menyantetnya. Walaupun dia sangat open mindset, tetapi dia juga meyakini mengenai perkara sihir seperti yang tertulis di dalam Al-Qur’an Surah al-Baqarah : 102.
Bermula sepulang dari wisatanya ke Kabupaten Pasangkayu di Provinsi Sulawesi barat bersama calon suaminya, mereka memang memiliki hobby yang sama yaitu traveling, jadi perjalanan kali ini bukanlah kali pertama mereka lakukan. Alhamdulillah setiap masuk waktu shalat mereka mampir sejenak untuk beribadah kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Sampailah mereka pada sebuah masjid yang sangat besar, Masjid Madaniah (Islamic Center).
Gambar 1. Masjid Madaniah Pasangkayu |
Suasana aneh menyelimuti Masjid, ketika pertama kali alisa dan Avif memasuki area masjid dari pintu masuk arah bawah meskipun awalnya mereka hanya ingin mengambil beberapa foto masjid dan berkeliling di luar masjid tersebut. Selain ruang yang luas, terdapat ruang di dalam ruangan yang mungkin saja difungsikan sebagai tempat organisasi, nampak bangunan masjid kurang terawat, selain itu tidak terdapat seorangpun yang melaksanakan shalat di tempat tersebut. Mungkin waktu shalat berbeda, atau pelaksanaan shalat hanya dilakukan di waktu-waktu tertentu. Di dalam masjid tersebut juga terdapat Al-Qur-an kuno yang diperkirakan berusia 300 Tahun, mengutip penjelasan website dari Tribun Sulbar.
Gambar 2. Al-Qur'an Kuno |
Merasa janggal dengan kondisi masjid
tersebut Alisa dan Avif memutuskan untuk melaksanakan shalat ashar pada masjid
terapung yang letaknya berada di pinggir pantai. Selain aura masjid yang terasa
lebih gelap tidak seperti masjid pada umumnya, hal aneh lain yang dirasakan Avif
yaitu ia mendengar suara seseorang sedang mengambil air wudhu, tetapi bahkan
setelah mereka berdua turun dari lantai dua masjid mereka tidak mendapati seorangpun
keluar dari dalam tempat wudhu tersebut.
Malam itu tanggal 22 januari 2024 hujan deras disertai petir dan geledek, Alisa mengungsi ke kamar Ibunya ia terbangun ketika tengah malam merasakan badannya demam tinggi. Tenggorokannya sakit dan sulit untuk menelan minuman. Pagi harinya mata sebelah kirinya mulai belekan. Alisa bergegas mencari obat mata yang ada dirumah, tetapi obat mata tersebut tidak menyembuhkan mata alisa malah belekan itu makin lama semakin bertambah parah dan banyak. Alisa mengira ini karena perjalanan jauhnya ke Pasangkaya Sabtu lalu, tetapi mengapa baru berefek pada hari ini. Karena panas badan yang masih tinggi dan tenggorokan yang sakit malam itu alisa meminta Ibunya untuk menemaninya ke Dokter, ternyata jam kerja/ jam praktek telah berubah, pada hari kerja yaitu senin-jumat buka dari pagi hingga sore hari, sehingga Alisa memutuskan untuk Kembali ke dokter ke esokan harinya.
Sebelum menemui dokter tiba-tiba pagi itu, belekan dan demamnya telah hilang. Tapi karena ia merasa takut dan mengira mungkin dia mengalami flu karena memang sedang musim pada waktu itu sehingga dia tetap melanjutkan untuk disuntik dokter dan mendapat resep obat.
Semalaman alisa tidak bisa tidur hingga setelah adzan subuh barulah dia bisa tertidur walaupun hanya untuk sejam, karena kesulitan untuk tidur dia berharap dengan meminum obat dari dokter bisa membuatnya segera tertidur lelap. Panas dibadannya kembali muncul, beruntung obat dari dokter juga dapat mengurangi suhu tubuhnya, tapi ia masih belum bisa tidur hal itu diperparah dengan munculnya belekan pada kedua mata alisa, kemudian ia membersihkan matanya dengan menggunakan tisu diatas ranjangnya, namun belum sampai 30 detik membersihkan belekan itu kembali bermunculan dan memenuhi selaput mata alisa, matanya merah, perih, semakin tidak bisa tidur, penglihatannya pun mulai kabur. Ibunya sangat khawatir dengan kondisi anaknya tersebut. Sama halnya dengan avif yang tidak henti-hentinya menanyakan keadaannya.
Ibu mengira bahwa alisa keteguran setelah mendangar ceritanya telah mengunjungi masjid besar dan tua yang tidak berpenghuni. Ibunya melarang Alisa dan Avif untuk mampir ke tempat-tempat yang dirasa angker. Berawal dari pemikiran tersebut keesokan harinya alisa meminta ayah dan ibunya untuk mengantarkannya ke Ustad Yasin, ia ingin mengetahui apakah memang dikarenakan hal tersebut, tapi ia pikir mungkin karena kurang tidur sehingga daya imunnya yang menurun menyebabkan beleken.
Tepat dua hari alisa tidak bisa tidur. Malam itu di rumah Pak Yasin ia ditanyai mengenai beberapa hal, dan Pak Yasin berkata ada seseorang yang mengirimkan santet kepadanya. Beliau bertanya siapakah yang ia curigai, hingga alisa bercerita mengenai pertengkarannya beberapa waktu yang lalu dengan tantenya karena orang yang berpotensi untuk membencinya adalah orang tersebut, dia tidak menyebutkan mantannya karena ia berpikir, malah mantannya pernah menuduhnya mengirim teluh untuk membuatnya suka pada alisa, “mending sekalian teluh PNS daripada karyawan kontrak” umpatnya dalam hati kalau seandainya memang ia ingin meneluh. Walaupun dia kasar dan galak tapi ia tidak sampai hati melakukan hal tidak penting seperti itu, dan alhamdulillah sekarang ia mendapatkan pasangan yang tepat yang membimbingnya menjadi lebih baik.
Alisa juga menceritakan mengenai mimpi-mimpinya, pertama ia bermimpi ada seorang yang ingin menyakiti Ibunya, tetapi ia tidak melihat wajah perempuan berdaster hijau itu, perempuan bertubuh gemuk dan mengikat rambut tersebut tidak memiliki wajah, kemudian mimpi keduanya ia sedang menggosok gigi ketika berkumur yang keluar dari mulutnya bukan air kumuran busa dari odol tetapi darah. Awalnya ia berpikir mimpi tersebut hanyalah bunga tidur, sampai mimpi yang ketiga ia bertemu tetangganya yang memiliki khodam pada tubuhnya dan berkata “siapa yang kau pikirkan sudah dialah orangnya” intinya Alisa merasa Ibu yang merupakan tetangganya itu ingin membantunya untuk menyampaikan siapa pelaku yang mengirim sihir tersebut.
Ustad Yasin berkata bahwa metode pengiriman santet dilakukan melalui mimpi, Ibu Alisa juga menceritakan mimpi aneh yang ia alami. Alisa tidak habis pikir mengenai sakit hati yang dialami oleh tantenya berujung pada santet padahal dalam kasus pertengkaran tersebut tidak lain juga karena perilaku buruk tantenya tersebut. Bahkan setelah pertengkaran tersebut tantenya tengah berusaha mencelakainya dengan meminta suaminya untuk membuat handle motor Alisa menjadi Blong, beruntung alisa ketika pulang kantor didampingi dan diantar oleh teman kantornya hingga sampai dirumah. Ternyata tidak berhenti sampai disitu niat jahat perempuan bernama Erni, ia tega membayar dukun untuk melaksanakan aksi buruknya, padahal uang tersebut lebih berguna untuk dibelikan beras daripada diberikan kepada dukun untuk mengirimkan teluh. Umpat Alisa. Ia tidak ingin membalas orang tersebut, karena ia percaya sama saja jahatnya jika ia membalas orang tersebut. Ia hanya berdo’a lebih meningkatkan ibadahnya kepada Allah, biarkan Allah SWT yang akan membalas dengan mengembalikan kepada orang-orang jahat sesuai dengan niat buruk di hati mereka. Wallahualam.
Mata Alisa kembali normal setelah diobat Pak Yasin menggunakan air, Pak Yasin meminta agar Alisa datang Kembali pada hari kelahirannya untuk dimandikan. Insomnia Alisa pun berangsur pulih ia tidak meminum obat untuk membuatnya tertidur dan tidak mengkonsumsi jamu sesuai saran temannya untuk membuat ia tertidur. Alhamdulillah diantara orang-orang jahat pasti ada orang baik yang akan menolongmu, bahkan ketika tidak ada lagi orang baik maka jadilah orang yang baik. Aamiin Allahumma Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar